My Ekspression

My Ekspression
Talk Less Do More

Minggu, 15 Maret 2009

Sosialisasi Pembinaan Kesiswaan 2008 Pengembangan Potensi Siswa Melalui Pembinaan Kesiswaan

03 November 2008
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Sub Direktorat Kegiatan Kesiswaan mengadakan Sosialisasi Pembinaan Kesiswaan di 33 Provinsi Indonesia, salah satunya di Provinsi Jawa Barat. Kamis (30/10), kegiatan Sosialisasi Pembinaan Kesiswaan dipusatkan di Kota Kembang, Bandung. Tepatnya di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Dalam kegiatan ini, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengundang 80 pengurus OSIS dan guru pembina yang berasal dari beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Antara lain Tasikmalaya, Cirebon, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Banjarsari, Cimahi dan lain-lain.

Acara diawali dengan informasi Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) oleh Prof. Dr. M. Ansjar, Guru Besar Luar Biasa Departemen Matematika, Institut Teknologi Bandung (ITB). Para peserta tampak serius mengikuti ulasan yang diberikan Prof. Dr. M. Ansjar mengenai LPIR. Beberapa diantaranya juga banyak yang melontarkan pertanyaan seputar kiat-kiat agar siswa termotivasi untuk melakukan penelitian ilmiah, dan sebagainya. Selain diskusi dan tanya jawab mengenai topik yang dibahas, juga diadakan session games untuk menguji kecerdasan dan ketangkasan siswa.

Drs. Eddy Purwanto selaku Koordinator dan nara sumber dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas memaparkan bahwa Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Kesiswaan ini dilakukan dalam rangka menyebarkan informasi tentang kegiatan-kegiatan kesiswaan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, serta rencana kegiatan kesiswaan tahun 2009. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain LPIR (Lomba Penelitian Ilmiah Remaja), OSN (Olimpiade Sains Nasional), FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional), O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional), Debat Bahasa Inggris, SYC (Sunburst Youth Camp) dan ASE (ASEAN Student Exchange). Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat mengikuti berbagai kompetisi yang diadakan sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing, dan tentunya dapat mengukir prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

Lebih lanjut Eddy mengatakan, tujuan pembinaan kesiswaan ini adalah untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreatifitas. Melalui pembinaan kesiswaan juga diharapkan siswa dapat memantapkan kepribadiannya untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (Wawasan Wiyatamandala), sehingga siswa dapat terhindar dari pengaruh negatif yang bertentangan dengan tujuan pendidikan.

Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Kesiswaan ditutup oleh Kasubdin Dikmen Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Syarif Hidayat, M.Pd. Menurutnya, acara seperti ini sangatlah penting. Banyak hal yang dapat disampaikan ke seluruh sekolah, khususnya di Provinsi Jawa Barat mengenai informasi-informasi yang di dapat melalui kegiatan sosialisasi ini. Mudah-mudahan ke depan kegiatan pembinaan kesiswaan dapat ditingkatkan lagi di semua jenjang dan sekolah baik negeri maupun swasta. Tidak hanya terbatas pada sekolah-sekolah yang bisa dijangkau saja melainkan juga hingga ke pelosok-pelosok daerah.

Syarif Hidayat menambahkan, kegiatan-kegiatan kesiswaan sudah berjalan cukup aktif di provinsi Jawa Barat. Mulai dari kabupaten/kota sampai provinsi, sudah melakukan pola-pola pembinaan terstruktur bagi siswa-siswi yang akan mengikuti lomba. Oleh karenanya, pelajar Jawa Barat banyak yang sudah mengukir prestasi dalam ajang olimpiade sains baik di tingkat nasional maupun internasional. Sama halnya pembinaan yang kita lakukan dalam bidang olahraga dan seni. “Untuk persiapan tahun 2009 nanti, kami akan mencoba melakukan seleksi yang lebih baik dan lebih terorganisir mulai dari tingkat sekolah hingga provinsi, khususnya untuk tiga ajang kompetisi ini (OSN, O2SN, FLS2N),” ujarnya.

Para siswa peserta kegiatan sosialisasi pembinaan kesiswaan mengaku banyak memetik manfaat dari kegiatan yang hanya berlangsung satu hari itu. Hal tersebut diungkapkan saat diwawancarai oleh tim potensi. “Banyak informasi yang saya dapat dari acara ini, seperti kegiatan-kegiatan kesiswaan yang sebelumnya tidak saya ketahui. Kegiatan seperti ini harus sering-sering diadakan, karena dapat meningkatkan kreativitas siswa menjadi lebih baik lagi, khususnya bagi pengurus-pengurus OSIS.” Ujar Wedy, siswa SMAN 5 Cirebon.

Menurut Meita, siswi SMAN 1 Sumedang, waktu yang dibutuhkan siswa untuk lebih memahami tentang informasi-informasi pembinaan kesiswaan masih sangat kurang, tidak cukup hanya satu hari. Selain itu menurut Fadhil Irawan, siswa SMAN 1 Sukaresmi Cianjur, informasi yang disampaikan juga harus lebih merata, tidak hanya ke sekolah-sekolah yang mudah di jangkau saja, tetapi juga sampai ke sekolah-sekolah di pelosok Jawa Barat.

“Informasi yang disampaikan haruslah dari nara sumber yang berkompeten di bidangnya. Kalau perlu siswa-siswa yang sudah sukses berprestasi sampai ke tingkat internasional juga dihadirkan untuk sharing dengan kita mengenai kiat-kiat mereka menjadi juara. Ini dapat membangun motivasi siswa agar lebih giat lagi belajar,” tambah Aditya siswa asal SMAN 2 Tasikmalaya.

Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Kota Bandung, Dedy Dharmawan S.Pd pada kesempatan yang sama mengatakan, pembinaan dan pengembangan generasi muda saat ini harus diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Pengarahan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idelaisme, kepribadian dan budi pekerti luhur. Oleh karena itu pembangunan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) perlu ditata secara terarah dan teratur, agar tidak tercampur dengan kegiatan-kegiatan yang diserap dari dunia luar yang dapat membawa dampak negatif bagi siswa.

Pembinaan kesiswaan terarah adalah pembinaan yang berdasarkan pada nilai-nilai moral dan etika yang dapat melahirkan sikap disiplin dan bertanggungjawab dalam diri siswa, seperti pramuka, palang merah remaja, paskibra, dan sebagainya. Sudah seharusnya pembinaan kesiswaan yang mengarah pada prilaku menyimpang mulai ditelaah kembali keberadaannya, seperti band, cheersleader, dan sejenisnya. “Pernah kejadian di salah satu sekolah di Kota Bandung ini, seorang siswi yang sedang melakukan aksi chears-nya mengalami kecelakaan, dan ini terjadi di depan kepala sekolahnya sendiri. Nah, hal-hal seperti itu kan menjadi naif akhirnya. Untuk itu, saya terus berusaha untuk mentradisi pembinaan kesiswaan yang mengarah pada perwujudan moral dan etika siswa menjadi lebih baik.” Ungkap Dedy.

0 komentar: