My Ekspression

My Ekspression
Talk Less Do More

Senin, 16 Maret 2009

Guru Harus Menguasai Kompetensi Global

Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pendidikan sudah seharusnya mendapat tempat untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar di kelas. Di tengah kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat, sudah seharusnya guru menguasai kompetensi global, bukan justru menjadi orang yang gagap teknologi. "Ketika anak didik sudah terbiasa mengakses internet, sementara guru belum menggunakan itu, tidak akrab, atau melihatnya saja tidak pernah, maka wibawa guru di mata anak didik akan semakin turun. Oleh karena itulah, dalam Konaspi (Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia-Red) ini kita akan melakukan redefinisi terhadap pendidikan tenaga kependidikan," kata Prof Dr Anah Suhaenah Suparno selaku Ketua Panitia Pengarah Konaspi IV, di Jakarta, Selasa (19/9).
Melihat kecenderungan global, upaya mendefinisi ulang peran dan posisi pendidikan tenaga kependidikan merupakan suatu kemutlakan. Tanpa mengurangi peran guru di kelas lewat pendekatan pembelajaran yang klasik, kehadiran teknologi informasi dengan konsep multimedia yang terus berkembang, sudah selayaknya kemajuan-kemajuan itu tidak lagi dianggap sebagai suatu kemustahilan untuk diterapkan di bidang pendidikan.
Sekarang ini, demikian Anah Suhaenah, orientasi pendekatan pembelajaran kita cenderung masih menggunakan model tatap muka, diskusi dan lain sebagainya. Padahal ada model sekolah yang tidak perlu keluar rumah (school without walk), misalnya peserta didik cukup belajar di rumah dengan mengakses ke sumber-sumber belajar melalui kemudahan teknologi informasi.
"Hal-hal semacam ini yang mungkin menjadi model pendidikan masa depan kita. Untuk itu tentu saja harus ada diversifikasi, sebab listrik saja belum ada di semua desa. Sekarang hal-hal ini masih kita anggap mahal, karena kenyataannya memang masih relatif mahal untuk kita. Namun, yang pasti, ke depan harus ada redefinisi menyangkut soal pendidikan tenaga kependidikan kita. Itu mutlak," ujar mantan rektor IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta-Red) lebih lanjut.
Ide untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam praktik kependidikan tersebut tidak berarti mengurangi, apalagi meniadakan peran guru. Dalam pandangan Anah Suhaenah, peran guru dalam proses belajar-mengajar tetap penting, terutama untuk kelas-kelas awal di tingkat pendidikan dasar. "Untuk anak kelas satu hingga kelas tiga SD, guru itu adalah pengganti orangtua. Soal-soal keteladanan, habit information, misalnya, masih perlu contoh dari guru. Akan tetapi, untuk hal-hal seperti menyangkut soal stimulasi atau yang feedback-nya bisa langsung, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Mengapa tidak?" demikian Anah menambahkan.
Dengan begitu, tambahnya, pada waktu guru masuk ke kelas ia tinggal menstrukturkan pengalaman-pengalaman anak yang diperolehnya dari rumah, atau dari lingkungan sekitarnya. "Saya kira ide ini tidak boleh dianggap sebagai suatu kemustahilan, tetapi sebagai sesuatu yang harus kita kejar. Kita tidak boleh melupakan kemajuan-kemajuan teknologi, karena kita sudah tertinggal jauh," kata Anah seraya mencontohkan, dalam hal konsep multimedia saja yang diketahui guru masih soal transparansi dalam penggunaan over-head projector (OHP).

0 komentar: